Read more »
Penulis: Mohammad Arfani
Buku yang
berjudul “Panggung Bangsawan Palembang” dengan jumlah 136 halaman yang diterbitkan
oleh Penerbit Sapu Lidi Yogyakarta ini dengan kode ISBN: 978-623-95450-7-9, ukuran buku 14
X 21 cm, ditulis oleh Mohammad arfani, seorang penulis,
peneliti sastra, penyair, dan pengajar Bahasa Indonesia yang sebenarnya adalah
dari hasil pengamatan dan penelitiannya tentang teater tradisional yang
berkembang di wilayah Sumatera Selatan khususnya kota Palembang dan sekitarnya.
Testimoni awal
dalam buku ini dalam sekapur sirih dibahas oleh Dr. Agus Setiyanto, M.Hum seorang budayawan, pakar seni pertunjukan
tradisonal, dan sesepuh Masyarakat Sejarawan Indonesia di Bengkulu. Bahasan yang
ringkas tentang perkembangan teater bangsawan dan pengaruhnya, penuh isi dan
makna di berikan oleh beliau. Ada juga beberapa tokoh sebagai yang mengometari dalam buku ini. Yang pertama adalah Budi
Rahmat seorang aktivis, wartawan senior dari Bangka Belitung yang membahas
perkembangan seni pertunjukan yang berakar budaya Melayu di Sumatera Selatan
khususnya Palembang. Kemudian tertimoni
dari Novdaly Fillamenta, M.Si seorang akademisi, peneliti, dan composer yang berdomisili
di kota Yogyakarta yang berkometar tentang pentingnya informasi yang ada dalam
buku Panggung bansgawan Palembang ini. Dan yang terakhir adalah komentar dari
saudara Randi Putra Ramadhan seorang pakar pertunjukan Dulmuluk dan Bangsawan
dengan takzimnya menilai buku ini.
Dalam bentuk
penyajian dalam konsep teater tradisional sangat cair, yaitu diantara pemain
dan penonton berinteraksi dalam jalannya pertunjukan yang menjadikan
pertunjukan tersebut menjadikan teater tradisional tersebut sangat dekat dengan
masyarakat dan terus ditonton dalam kewaktuannya. Karena hal demikian oleh
kekuatan teater tradisi itu sendiri adalah proses interaktifnya dengan
penonton. Selama pemenmtasan teater tradisional
selalu berinteraksi dengan penonton lewat komedia dan candaan khas para
pemainnya dalam suasana pertunjukan menjadi yang menjadi hidup dan menjadikan
antusias penonton lebih dinamis. Seni pertunjukan adalah kegiatan di luar
kegiatan rutinitas keseharian yang menberikan suatu konsekwensi serta kepuasan
batin bagi penyaji dan penontonnya yang pada sebuah pertunjukan kesenian
tradisional, masing-masing memiliki struktur pertunjukan yang berbeda.
Adapun
karakteristik kearifan lokal adalah menggabungkan pengetahuan kebajikan yang
mengajarkan orang tentang etika dan nilai-nilai moral, kearifan lokal juga
mengajarkan orang untuk mencintai alam, bukan untuk menghancurkannyaserta berbentuk nilai, norma, etika, kepercayaan,
adat-istiadat, hukum, adat, aturan-aturan khusus. Seni pertunjukan tradisional merupakan bagian
dari budaya lokal yang memuat beragam unsur kearifan budaya lokal yang di
dalamnya terhimpun ilmu pengetahuan, baik nilai-nilai ajaran moral, religi,
pendidikan, maupun unsur-unsur yang bersifat kebendaan sebagai sebuah warisan
kebudayaan.
Dalam kurun
waktu seribu tigaratus tahun lebih tersebut tentulah kota Palembang dan wilayah
sekitarnya banyak sekali mengukir banyak sejarah, yang kemudian menjadi panjuan
dan panutan ceritera pada generasi-generasi berikutnya yang kemudian menjadi
identitas dan bagian kebangsaan itu sendiri hingga memperkaya khazanah yang
salah satunya adalah kebudayaan kota Palembang itu sendiri dan dalam beberapa
alasan tentang bahasan buku ini lebih banyak kepada kajin Teater Bangsawan
Palembang dan bukan kepada seni pertunjukan tradisional Dulmuluk karena telah
banyak kajian-kajian tertulis mengenai pertunjukan Dulmuluk. Yang juga dengan
kata lain, buku ini bukanlah untuk membanding-bandingkan antara Teater
Bangsawan Palembang dan Dulmuluk itu sendiri.
Buku ini melihat
dua sisi seni pertunjukan yang berkembang di wilayah Palembang dan sekitarnya
dan dua bentuk seni pertunjukan lakon, yang menjadi penopang dan membangun
berkembangnya seni pertunjukan di wilayah palembang khususnya pertunjukan
teater.
Karena
pertunjukan seni tradisional Dulmuluk dan Lakon Bangsawan Palembang adalah dua
sisi pertunjukan yang membangun wilayah Palembang dan sekitarnya. Adapun halnya
seni pertunjukan tradisional Dulmuluk berdiri atas dasar orisinalitas dan
segala keindahan tutur dan penyajiannya, dan lakon Bangsawan yang membangun
rasa modernitas dalam seni pertunjukan tradisional itu sendiri.
Di dalam buku
ini juga tidak mengulas masalah keunggulan dan kelemahan kedua penopang
tersebut, akan tetapi yang banyak dibahas dalam buku ini adala masalah asal
muasal, filosofi, dan pemaknaan dalam lakon bangsawan itu sendiri, meskipun
yang telah kita ketahui adalah Lakon Bangsawan bermuasal dari Negeri Jiran atau
pengaruh budaya Melayu yang ada didalamnya, akan tetapi ketika mencapai
Palembang memberikan corak dan identitasnya sendiri dengan mengangkat sistem
antropologi dan soSial budaya di wilah Palembang dan sekitarnya. Buku ini juga
mengulas tentang penyajian versi lakon Bangsawan Palembang itu sendiri.
9 Maret 2024

0 Reviews